meatthesavages.com – Dengan meningkatnya nilai perusahaan Nvidia yang kini mencapai lebih dari USD 3 triliun, Jensen Huang, pendiri sekaligus CEO Nvidia, semakin mendapatkan sorotan, khususnya di Taiwan, tempat kelahirannya. Forbes melaporkan bahwa kekayaan Huang kini mencapai USD 107 miliar, yang setara dengan lebih dari Rp 1.700 triliwan.
Popularitas Huang semakin meningkat, dimana ia sering kali dikerumuni oleh banyak orang yang ingin berfoto bersama atau mendapatkan tanda tangannya setiap kali ia muncul di publik. Meskipun bukan selebritis, sebagai seorang insinyur berusia 61 tahun, Huang diperlakukan layaknya bintang rock.
“Dia benar-benar diperlakukan seperti bintang rock. Jensen melihat peluang ini untuk mengembangkan Nvidia dan dia tampaknya menikmati momen ini,” kata Bob O’Donnell, seorang analis teknologi yang dikutip oleh BBC, seperti dilaporkan pada Rabu (12/6/2024).
Selama kunjungan terbarunya ke pameran Computex di Taipei, Huang tampil dengan jaket motor mewah dari Tom Ford yang bernilai USD 9.000. Banyak pengunjung, terutama wanita, berusaha mendekatinya. Huang, yang meninggalkan Taiwan pada usia lima tahun, dengan senang hati berpose untuk foto dan bahkan menandatangani autograf di dada seorang wanita, meskipun ia tampak ragu apakah itu adalah keputusan yang tepat.
Baik saat melempar bola pertama dalam pertandingan bisbol atau berkunjung ke pasar malam, setiap gerakan Huang selalu mendapatkan perhatian besar dari penggemar di Taiwan dan juga di media sosial. Media di Taiwan menyebut fenomena ini sebagai ‘Jensanity’.
Kesuksesan Nvidia dalam teknologi kecerdasan buatan (AI), di mana chip mereka sangat diminati, telah meningkatkan popularitas Huang. Konflik geopolitik antara Amerika Serikat dan China atas chip kelas atas, termasuk untuk AI, menambah ketegangan, sementara Taiwan memainkan peran kunci sebagai produsen hampir semua chip tercanggih di dunia melalui perusahaan seperti TSMC.
Ini semua telah menjadikan popularitas Nvidia dan Huang sebagai kebanggaan bagi Taiwan, yang merupakan pulau dengan pemerintahan sendiri yang diklaim oleh China. Ekspor chip dari Taiwan tidak hanya vital bagi ekonomi lokal tetapi juga sebagai alat soft power.
Huang, yang berbasis di Santa Clara, California, tempat Nvidia berpusat, sering mengunjungi Taiwan dan menekankan komitmen Nvidia untuk terus berinvestasi di pulau tersebut.
Dalam sebuah pidato di stadion penuh di Taipei, Huang menekankan peran penting Taiwan dalam membangun infrastruktur teknologi kecerdasan buatan, yang telah membantu kebangkitan Nvidia. “Taiwan adalah pahlawan tanpa tanda jasa, pilar dunia yang teguh,” ungkapnya, menunjukkan betapa pentingnya hampir 100 pemasok Nvidia di Taiwan.
Baru-baru ini, Huang mengumumkan rencana Nvidia untuk membangun kantor pusat regional di Taiwan, sebuah langkah yang diterima positif di negeri pulau tersebut. Saham Nvidia telah meningkat lebih dari 200% dalam tahun terakhir, dan tampaknya akan terus memperkuat posisi Huang di industri teknologi.