meatthesavages.com

meatthesavages.com – Program rumah murah yang digagas oleh Presiden Joko Widodo menghadapi berbagai permasalahan, termasuk rumah-rumah yang kosong dan terbengkalai. Pengembang properti menyebutkan bahwa salah satu penyebabnya adalah keberadaan pembeli ‘hantu’ atau konsumen fiktif, yang menyebabkan kerusakan dan kelalaian terhadap rumah-rumah tersebut.

Junaidi Abdillah, Ketua Umum DPP APERSI, menyoroti isu pembeli ‘hantu’ atau konsumen fiktif yang sering menjadi akar permasalahan rumah murah terbengkalai. Ia menjelaskan bahwa model pembeli yang tidak bertanggung jawab ini telah menjadi masalah selama beberapa tahun terakhir, khususnya dalam hal pembeli yang tidak sungguh-sungguh berniat untuk memiliki rumah.

Untuk mencegah masalah pembeli ‘hantu’ atau konsumen fiktif, diperlukan sistem yang aman dan selektif dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Selain itu, ketidaksesuaian fasilitas yang ditawarkan dengan kondisi sebenarnya di lingkungan perumahan juga menjadi penyebab rumah-rumah murah yang rusak dan terbengkalai.

Masalah lain yang kerap muncul adalah kredit macet, yang timbul ketika konsumen tidak mampu melunasi cicilan rumah. Hal ini mengakibatkan bank yang memberikan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) terpaksa melelang rumah tersebut. Proses mencari pembeli baru untuk rumah lelang menjadi tantangan tersendiri, terutama jika lokasi rumah tidak strategis.

Ketika rumah murah mengalami kredit macet, tanggung jawabnya berada pada pembeli dan perbankan, sementara pengembang biasanya tidak lagi terlibat. Apabila rumah berhasil dilunasi atau dihuni oleh pembeli baru, renovasi dan perawatan rumah menjadi tanggung jawab bank dan konsumen, bukan lagi tanggung jawab pengembang.